Mengenai gambar-gambar dan patung-patung dalam Gereja Katolik 

Pertama, apa yang dilarang dan dikutuk oleh Allah adalah adorasi terhadap patung/gambar tersebut sendiri, dan pembuatan patung/gambar dari berhala serta dewa-dewi sesat.

Ulangan 5:8-9 – “Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya…”

Perhatikan bahwa Allah berkata: jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya. Ini adalah kata-kata kunci. Allah melarang pembuatan patung atau gambar untuk disembah, atau untuk menyembah berhala, makhluk ciptaan, ilah-ilah sesat, dsb. Tetapi Ia tidak melarang penggunaan patung atau gambar religius di dalam iman sejati dan agama-Nya. Kenyataannya, Ia memerintahkan patung-patung religius untuk dibuat di dalam bait-Nya dan patung-patung tersebut disetujui di dalam berbagai tempat di dalam Kitab Suci.

Keluaran 25:18-10- “Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya.”

Allah secara khusus memerintahkan dibuatnya dua patung kerub. Kerub adalah malaikat. Hal ini jelas membantah ide bahwa Allah melarang pembuatan patung ataupun penggunaan gambar religius. Ide semacam itu adalah misrepresentasi dari ajaran Kitab Suci, yang melarang hal tersebut dengan rujukan terhadap penyembahan yang musyrik kepada makhluk ciptaan, berhala, dan ilah-ilah sesat. Ayat-ayat lain di dalam Kitab Suci di mana kita melihat Allah memerintahkan untuk membuat patung-patung untuk tujuan rohani yang sejati adalah Keluaran 26:1; 1 Raja-Raja 6 (3 Raja-Raja 6 di beberapa versi lain); dan 1 Raja-Raja 7:25-36 (3 Raja-Raja 7:25-36 di beberapa versi lain).

Kita juga melihat bahwa Allah memerintahkan penggunaan gambar untuk menyembuhkan orang-orang – suatu gambar yang, jika dipikirkan pertama kali, akan mengejutkan beberapa orang. Allah memerintahkan Musa untuk membuat suatu gambar ular untuk dilihat orang-orang dan untuk menyembuhkan mereka.

Bilangan 21:8- “Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”

Ketiga, sewaktu umat Katolik menghormati sebuah gambar, mereka tidak percaya akan gambar itu sendiri. Tetapi, kita menghormati apa yang direpresentasikan oleh gambar tersebut, lewat gambar tersebut.

Konsili Trente, Sesi 25, Dekret tentang Gambar-Gambar Suci: “Terlebih lagi, bahwa gambar-gambar dari Kristus, dari Bunda Allah yang Perawan, dan dari berbagai santo-santa lainnya harus ditempatkan dan dipertahankan terutama di dalam gereja, dan penghormatan yang pantas harus diberikan kepada gambar-gambar tersebut; bukan, bagaimanapun, karena gambar-gambar tersebut mengandung suatu keilahian atau kebajikan apa pun yang menjadi alasan mengapa gambar-gambar tersebut harus dihormati, atau bahwa sesuatu dapat dimintakan dari gambar-gambar tersebut, atau bahwa kepercayaan dapat diberikan kepada gambar-gambar tersebut, sebagaimana yang dilakukan bangsa-bangsa pada zaman dahulu yang menempatkan harapan mereka di dalam berhala-berhala; melainkan karena penghormatan yang ditunjukkan kepada gambar-gambar tersebut ditujukan kepada prototipe yang direpresentasikan oleh gambar-gambar tersebut, sehingga lewat gambar-gambar yang kita kecup dan yang didepannya kita melepaskan tutup kepala kita dan bersujud, kita menyembah Kristus dan menghormati para santo-santa yang kemiripannya dimiliki oleh gambar-gambar tersebut. Hal ini adalah hal yang didefinisikan oleh dekret-dekret dari konsili-konsili, terutama dari Konsili Nicea II, melawan orang-orang yang menentang gambar-gambar.”

Kitab Suci juga mengajarkan bahwa relikui-relikui {barang peninggalan} orang-orang kudus dihormati dan dapat membuat mukjizat. Contohnya, Kisah Para Rasul 19:11-12 tentang saputangan St. Paulus yang bermukjizat dan 2 Raja-Raja 13-14 tentang jubah Elia yang bermukjizat.

Kisah Para Rasul 19:11-12- “Oleh Paulus Allah mengadakan mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka lenyaplah penyakit  mereka dan keluarlah roh-roh jahat.”

2 Raja-Raja 2:13-14- “Sesudah itu dipungutnya jubah Elia yang telah terjatuh, lalu ia berjalan hendak pulang dan berdiri di tepi sungai Yordan. Ia mengambil jubah Elia yang telah terjatuh itu... Ia memukul air itu, lalu terbagi ke sebelah sini dan ke sebelah sana, maka menyeberanglah Elisa.

Maka, pandangan Katolik tentang penggunaan yang benar dari gambar-gambar, patung-patung, dan relikui-relikui religius tidaklah bertentangan dengan Kitab Suci. Pandangan ini adalah satu-satunya pandangan yang alkitabiah.