MENGUTUK KESALAHAN-KESALAHAN MARTIN LUTHER

EXSURGE DOMINE

Bulla Paus Leo X yang dikeluarkan pada tanggal 15 Juni 1520

“Bangkitlah, ya Tuhan, dan adililah perkara-Mu. Ingatlah akan hardikan-hardikan-Mu terhadap mereka yang dipenuhi dengan kebodohan di sepanjang hari. Dengarkanlah doa-doa Kami, sebab rubah-rubah telah muncul untuk menghancurkan kebun anggur di mana hanya Engkau sendirilah yang telah menginjak-injak di tempat pemerasan anggurnya. Sewaktu Engkau akan segera naik untuk bertemu Bapa-Mu, Engkau memercayakan perhatian, kepemimpinan, serta pengelolaan kebun anggur itu, citra dari Gereja yang berjaya, kepada Petrus, sebagai kepala dan vikaris-Mu serta penerus-penerusnya. Babi liar dari hutan ingin menghancurkannya dan setiap binatang buas pun memakannya.

Bangkitlah, ya Petrus, dan penuhilah tanggung jawab penggembalaan ini yang secara ilahi telah dipercayakan kepadamu seperti yang telah disebutkan di atas. Perhatikanlah perkara Gereja Roma yang kudus, bunda dari segala gereja dan pengajar iman, yang telah kaukonsekrasikan atas perintah Allah dengan darahmu. Engkau telah memperingatkan, bahwa melawan Gereja Roma, guru-guru pendusta bermunculan, memperkenalkan sekte-sekte yang menghancurkan, dan segera menjatuhkan kebinasaan ke atas diri mereka sendiri. Lidah-lidah mereka adalah api, kejahatan yang tidak kenal lelah, yang dipenuhi racun yang mematikan. Mereka memiliki semangat yang pahit, perseteruan di dalam hati mereka, dan mereka berbangga diri serta berdusta melawan kebenaran.

Kami juga memohon kepadamu, ya Paulus, untuk bangkit. Engkaulah yang telah menerangi dan memberikan cahaya kepada Gereja lewat doktrinmu dan lewat kemartiranmu seperti halnya Petrus. Sebab pada saat ini, seorang Porfirios yang baru muncul, ia yang, layaknya yang dahulu menyerang para rasul kudus dengan penuh kesalahan, sekarang menyerang para Paus yang kudus, para Pendahulu Kami.

Ia menegur mereka [para Paus], suatu hal yang bertentangan dengan ajaranmu, dan bukan memohon kepada mereka. Ia tidak malu untuk menyerang mereka, untuk memaki mereka, dan sewaktu ia menjadi putus asa akan perkaranya, ia pun mengandalkan cemoohan. Ia bagaikan para bidah ‘yang pembelaan terakhirnya;’ seperti yang dikatakan oleh Hieronimus, ‘adalah dengan mulai melontarkan bisa ular dengan lidah mereka sewaktu mereka melihat bahwa perkara-perkara mereka akan segera dikutuk, dan segera mencemooh sewaktu mereka melihat bahwa mereka telah dikalahkan.’ Sebab walaupun engkau telah berkata bahwa harus ada bidah-bidah untuk menguji para umat beriman, bagaimanapun, bidah-bidah itu harus dihancurkan sejak awalnya lewat perantaraanmu serta pertolonganmu, agar bidah-bidah tersebut tidak bertumbuh atau menguat bagaikan serigala-serigalamu. Akhirnya, hendaknya seluruh gereja para kudus dan seluruh anggota yang lain dari gereja universal bangkit. Beberapa, karena mereka mengesampingkan interpretasi sejati Gereja tentang Kitab Suci, dibutakan di dalam pikiran oleh bapa dari dusta. Penuh hikmat di hadapan mata mereka sendiri, sesuai praktik kuno para bidah, mereka menginterpretasikan Kitab Suci yang sama ini bertentangan dengan yang dituntut oleh Roh Kudus, karena mereka terilhami hanya oleh keinginan ambisi mereka sendiri, dan demi mendapatkan sorakan orang banyak, seperti yang dinyatakan oleh sang Rasul. Oleh karena itu, menurut Hieronimus, ‘Itu bukan lagi Injil Kristus, melainkan injil manusia, atau yang lebih buruk, injil Iblis.’

Hendaknya segenap Gereja Allah ini, saya berkata, bangkit, dan bersama para rasul yang terberkati memohonkan kepada Allah Yang Mahakuasa agar Ia membersihkan kesalahan-kesalahan dari domba-domba-Nya, mengenyahkan segala bidah dari negeri umat beriman, dan berkenan untuk mempertahankan perdamaian dan kesatuan dari Gereja-Nya yang kudus.

Sebab Kami hampir tidak dapat mengungkapkan, akibat kesukaran serta kemelut pikiran, apa yang telah sampai kepada telinga Kami untuk suatu waktu oleh laporan dari pria-pria yang dapat diandalkan dan dari desas-desus umum, sayangnya, Kami bahkan telah melihat dengan mata kepala Kami sendiri dan membaca berbagai kesalahan yang banyak jumlahnya. Beberapa dari kesalahan-kesalahan ini telah dikutuk oleh konsili-konsili serta konstitusi-konstitusi dari para Pendahulu Kami, dan secara langsung bahkan mengandung bidah dari orang-orang Yunani dan Bohemia. Kesalahan-kesalahan lainnya adalah hal yang bidah, sesat, menimbulkan skandal, atau menghina bagi telinga orang saleh, dan menyesatkan bagi pikiran orang sederhana. Kesalahan-kesalahan ini berasal dari para penafsir sesat akan iman yang, di dalam keingintahuan mereka yang angkuh, menghendaki kemuliaan dunia, dan bertentangan dengan ajaran sang Rasul, ingin menjadi lebih bijaksana daripada yang semestinya. Kegemaran mereka untuk berbicara, tanpa dukungan dari otoritas Kitab Suci, seperti yang dikatakan oleh Hieronimus, tidak akan memenangkan kepercayaan jika mereka tidak tampak mendukung doktrin bejat mereka bahkan dengan kesaksian-kesaksian ilahi, terlepas betapapun buruknya hal-hal itu diinterpretasikan. Dari mata mereka, ketakutan akan Allah telah menghilang.

Kesalahan-kesalahan ini telah, akibat gagasan dari umat manusia, dibangkitkan kembali dan baru-baru ini disebarluaskan dari antara orang-orang yang lebih sembrono serta dari bangsa Jerman yang agung. Kami lebih berduka bahwa hal ini terjadi di sana karena Kami dan para Pendahulu Kami telah selalu mendekap bangsa ini dengan penuh kasih sayang. Sebab, setelah Kekaisaran itu telah dipindahkan oleh Gereja Roma dari orang-orang Yunani kepada orang-orang Jerman yang sama ini, para Pendahulu Kami serta Kami selalu memilih para pembela Gereja dari antara mereka. Memang, adalah suatu hal yang pasti bahwa orang-orang Jerman ini, yang sungguh erat dengan iman Katolik, telah selalu menjadi musuh-musuh yang terpahit melawan bidah-bidah, sesuai dengan kesaksian-kesaksian dari konstitusi-konstitusi yang terpuji dari para Kaisar Jerman atas nama kemerdekaan serta kebebasan Gereja, dan pengusiran serta pemberantasan semua orang bidah dari Jerman. Konstitusi-konstitusi tersebut yang sebelumnya dikeluarkan, dan lalu diteguhkan oleh para Pendahulu Kami, dikeluarkan di bawah pinalti-pinalti terberat, bahkan dengan kehilangan tanah serta daerah kekuasaan bagi siapa pun yang menampung atau tidak mengusir mereka [para bidah]. Jika konstitusi-konstitusi tersebut ditaati pada hari ini, baik Kami maupun mereka jelas akan terbebas dari kekacauan ini. Kesaksian terhadap hal ini diberikan oleh pengutukan dan hukuman di dalam Konsili Konstanz terhadap ketidaksetiaan orang-orang Hussit dan Wycliffit serta Hieronimus dari Praha. Kesaksian terhadap hal ini diberikan oleh darah orang-orang Jerman yang begitu sering ditumpahkan dalam peperangan melawan orang-orang Bohemia. Kesaksian terakhir adalah pembantahan, penolakan, dan pengutukan yang terpelajar, benar dan suci atas kesalahan-kesalahan di atas, atau banyak dari kesalahan-kesalahan tersebut, oleh universitas-universitas Köln dan Louvain, yang paling berbakti dalam hal pembudidayaan agama di ladang Tuhan. Kami dapat mengedepankan banyak fakta lain pula, yang Kami putuskan untuk abaikan, agar Kami tidak tampak mengarang suatu sejarah.

Atas dasar jabatan penggembalaan Kami yang dipercayakan kepada Kami oleh pertolongan ilahi, Kami sama sekali tidak dapat menolerir ataupun terus mengabaikan racun yang berbahaya dari kesalahan-kesalahan di atas tanpa menyebabkan aib terhadap agama Kristiani serta luka terhadap iman ortodoks. Beberapa dari kesalahan-kesalahan ini, Kami putuskan untuk ikutsertakan di dalam dokumen ini; substansinya sebagai berikut:

  1. Adalah suatu opini yang bidah, walaupun yang dipercayai secara umum, bahwa sakramen-sakramen dari Hukum Baru memberikan rahmat yang mengampuni bagi mereka yang tidak membuat suatu halangan.
  2. Untuk menyangkal bahwa dosa tetap ada di dalam seorang anak setelah Pembaptisan, adalah untuk memperlakukan Paulus dan Kristus dengan penghinaan.
  3. Sumber dosa mencegah untuk masuk Surga jiwa yang meninggalkan badannya, bahkan jika tidak terdapat dosa sejati.
  4. Kasih yang tidak sempurna dari orang yang sekarat secara pasti membawa dengan dirinya sendiri ketakutan yang besar, yang dengan sendirinya cukup untuk menghasilkan hukuman Api Penyucian, dan mencegah untuk masuk ke dalam Kerajaan.
  5. Ketiga bagian dari penitensi: penyesalan, pengakuan, dan pemuasan, tidak memiliki dasar baik dalam Kitab Suci maupun dari kalangan dokter-dokter Kristiani suci yang kuno.
  6. Penyesalan, yang diperoleh melalui diskusi, penyerahan diri, dan kebencian-kebencian terhadap dosa-dosa, yang olehnya seseorang merenungkan masa lalunya dalam kepahitan jiwanya, dengan merenungkan beratnya dosa-dosa, jumlah dosa-dosa tersebut, kehinaan dosa-dosa tersebut, hilangnya kebahagiaan abadi, dan pemerolehan kutukan abadi, penyesalan ini membuatnya menjadi orang munafik, memang, lebih berdosa.
  7. Pepatah ini sungguh benar dan lebih baik daripada semua ajaran-ajaran yang telah diberikan sejauh ini tentang jenis-jenis penyesalan: ‘Untuk tidak melakukan kejahatan di masa depan adalah penitensi yang tertinggi, penitensi yang terbaik, suatu hidup baru.’
  8. Engkau sama sekali tidak boleh memiliki kepongahan untuk mengakui dosa-dosa ringan, tidak pun semua dosa berat, sebab tidaklah mungkin bahwa engkau mengenal semua dosa berat. Itulah mengapa di dalam Gereja primitif, orang hanya mengakui dosa-dosa berat yang terang-terangan.
  9. Sewaktu kita ingin mengakui semua dosa kita secara jelas, hal itu sama seperti jika kita mengingini untuk sama sekali tidak menyisakan sesuatu pun untuk diampuni oleh kerahiman Allah.
  10. Dosa-dosa tidak diampuni bagi seorang pun, kecuali jika sewaktu sang imam mengampuni dosa-dosa tersebut, orang itu percaya bahwa dosa-dosa itu diampuni, sebaliknya, dosa akan tetap ada kecuali jika orang itu percaya bahwa dosa itu diampuni; sebab memang pengampunan dosa dan penganugerahan rahmat tidak cukup, tetapi adalah suatu hal yang diperlukan untuk juga percaya bahwa telah terjadi pengampunan.
  11. Engkau sama sekali tidak boleh percaya bahwa engkau telah dilepaskan dari dosa oleh karena penyesalanmu, melainkan oleh karena sabda Kristus ‘Apa yang engkau lepaskan,’ dst. ( 16, 19) Itulah mengapa aku berkata kepadamu, percayalah dengan yakin, jika engkau telah memperoleh absolusi dari imam, dan percayalah dengan teguh bahwa dirimu telah dilepaskan [dari dosa], dan engkau akan sungguh-sungguh dilepaskan [dari dosa], tidak peduli bilamana ada penyesalan.
  12. Jika oleh karena suatu kemustahilan, orang yang mengaku dosa tidak menyesal, atau sang imam tidak memberikan absolusi secara serius, melainkan dengan bersenda gurau, jika bagaimanapun orang itu percaya bahwa ia telah dilepaskan [dari dosanya], ia tentunya sungguh dilepaskan [dari dosanya].
  13. Di dalam Sakramen Tobat dan pengampunan dosa, Sri Paus atau uskup tidak melakukan hal yang lebih daripada imam yang terendah ; memang, jika tidak terdapat imam, orang Kristen mana pun, bahkan jika ia seorang wanita atau anak, dapat melakukan hal yang setara.
  14. Tidak seorang pun harus menjawab kepada seorang imam bahwa ia menyesal, tidak pun sang imam harus bertanya.
  15. Besar adanya kesalahan dari orang-orang yang menerima Sakramen Ekaristi dengan mengandalkan kepercayaan bahwa mereka telah mengaku dosa, bahwa mereka tidak sadar akan suatu dosa berat pun, bahwa mereka telah memanjatkan doa-doa mereka terlebih dahulu dan membuat persiapan-persiapan: semua orang itu makan dan minum penghakiman bagi diri mereka sendiri. Tetapi jika mereka percaya dan yakin bahwa mereka akan memperoleh rahmat, maka iman ini sendiri membuat mereka murni dan layak,
  16. Tampaknya telah diputuskan bahwa Gereja di dalam Konsili umum menetapkan bahwa orang awam harus berkomuni dalam kedua jenis; orang-orang Bohemia yang berkomuni dalam kedua jenis bukanlah bidah, melainkan skismatis.
  17. Harta Gereja, dari mana Sri Paus mengaruniakan indulgensi-indulgensi, bukanlah jasa-jasa Kristus dan para kudus.
  18. Indulgensi-indulgensi adalah penipuan saleh dari para umat beriman dan suatu dispensasi untuk karya-karya baik ; indulgensi-indulgensi termasuk bagian dari hal-hal yang diizinkan, dan bukan bagian dari hal-hal yang berguna.
  19. Indulgensi-indulgensi bagi mereka yang sungguh-sungguh memperolehnya, tidak memiliki kegunaan untuk pengampunan utang hukuman yang diakibatkan oleh dosa sejati di mata keadilan ilahi.
  20. Mereka adalah orang-orang yang sesat, yakni orang-orang yang percaya bahwa indulgensi-indulgensi bermanfaat dan berguna untuk faedah rohani.
  21. Indulgensi-indulgensi hanya dibutuhkan untuk kejahatan-kejahatan publik, dan secara pantas diberikan hanya kepada orang-orang yang keras dan tidak sabar.
  22. Bagi enam golongan orang, indulgensi-indulgensi tidaklah dibutuhkan ataupun berguna; yakni, untuk orang yang mati dan mereka yang akan segera mati, yang sakit, mereka yang mengalami halangan yang legitim, dan mereka yang belum melakukan kejahatan-kejahatan, dan mereka yang telah melakukan kejahatan-kejahatan, tetapi bukan kejahatan-kejahatan publik, serta mereka yang membaktikan diri mereka sendiri untuk hal-hal yang lebih baik.
  23. Ekskomunikasi hanya merupakan pinalti eksternal dan tidak merampas manusia dari doa-doa rohani bersama dari Gereja.
  24. Orang-orang Kristiani harus diajarkan untuk mencintai ekskomunikasi dan bukan menakutinya.
  25. Paus Roma, penerus dari Petrus, bukanlah Vikaris Kristus di atas semua gereja-gereja dari seluruh dunia, yang diinstitusikan oleh Kristus sendiri di dalam Petrus yang terberkati.
  26. Perkataan Kristus kepada Petrus: ‘Apa pun yang engkau lepaskan di atas bumi,’ dst., hanya berlaku semata-mata kepada hal-hal yang diikat oleh Petrus sendiri.
  27. Adalah suatu kepastian bahwa Gereja ataupun Paus tidak memiliki kuasa untuk memutuskan artikel-artikel iman, apalagi yang berkenaan dengan hukum-hukum moral dan tindakan-tindakan baik.
  28. Jika Sri Paus, bersama sebagian besar dari Gereja mengajarkan suatu hal tertentu, ia tidak akan bersalah; bagaimanapun, bukanlah suatu dosa ataupun bidah untuk berpikir secara bertentangan, terutama tentang suatu hal yang tidak diperlukan untuk keselamatan, sampai suatu alternatif dikutuk dan yang lain disetujui oleh suatu Konsili umum.
  29. Suatu jalan telah terbuka bagi kita untuk memperlemah kuasa dari konsili-konsili, dan untuk menentang secara bebas tindak-tindak dari konsili-konsili tersebut, dan menghakimi dekret-dekretnya, serta dengan berani mengakui apa pun yang tampak benar, meskipun hal tersebut telah disetujui ataupun dipersalahkan oleh suatu konsili mana pun.
  30. Beberapa artikel dari Yohanes Hus, yang dikutuk di dalam Konsili Konstanz, amatlah Kristiani, sungguh-sungguh benar dan injili; hal-hal ini tidak dapat dikutuk oleh Gereja universal.
  31. Di dalam setiap tindakan yang baik orang benar berdosa.
  32. Suatu tindakan baik yang dilakukan dengan amat baik adalah suatu dosa ringan.
  33. Adalah sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Roh untuk membakar pada bidah.
  34. Untuk pergi memerangi orang-orang Turki adalah untuk melawan Allah yang menghukum pelanggaran-pelanggaran kita melalui mereka.
  35. Tiada orang yang yakin bahwa ia tidak selalu melakukan dosa berat, oleh karena keangkuhan yang amat tersembunyi.
  36. Kehendak bebas setelah dosa hanyalah suatu nama, dan selama seseorang melakukan hal yang mampu ia lakukan, ia berdosa berat.
  37. Api Penyucian tidak dapat dibuktikan dari Kitab Suci yang ada di dalam kanon.
  38. Jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian tidak yakin akan keselamatan mereka, setidaknya tidak semuanya. Tiada suatu argumen pun, tidak pun terdapat teks di dalam oleh Kitab Suci yang membuktikan bahwa mereka tidak berada dalam suatu keadaan di mana mereka pantas atau mengalami peningkatan kasih.
  39. Jiwa-jiwa di dalam Api Penyucian tidak berhenti berdosa selama mereka mencari istirahat dan menakuti hukuman-hukuman.
  40. Jiwa-jiwa yang dibebaskan dari Api Penyucian oleh pertolongan-pertolongan orang-orang yang hidup kurang bahagia daripada jika mereka sendiri yang telah membuat pemuasan.
  41. Para prelat gerejawi dan para pangeran sekuler tidak bertindak dengan buruk andaikata mereka menghancurkan semua kantung uang para pengemis.

Tidak seorang pnn yang berpikiran sehat tidak mengetahui betapa kesalahan-kesalahan yang beragam ini begitu merusak, berbahaya, menimbulkan skandal, dan menyesatkan bagi orang-orang yang saleh dan sederhana, betapa kesalahan-kesalahan ini bertentangan dengan segala kasih dan penghormatan untuk Gereja Roma yang kuidus, yang adalah ibunda dari segenap umat beriman dan pengajar iman; betapa kesalahan-kesalahan tersebut merusak semangat disiplin gerejawi, yakni ketaatan. Kebajikan ini adalah mata air dan sumber dari segala kebajikan dan tanpanya, seseorang bersalah atas ketidaksetiaan.

Maka, Kami, di dalam daftar yang ada di atas yang demikian pentingnya, hendak menindaki dengan perhatian yang besar dan pantas, dan untuk menghentikan kemajuan dari wabah serta penyakit yang merajalela ini agar tidak lagi menyebar lebih jauh di ladang Tuhan bagaikan semak berduri yang berbahaya. Oleh karena itu, Kami telah mengadakan suatu pemeriksaan yang berhati-hati, pengamatan, diskusi, penelitian yang ketat, serta musyawarah yang matang bersama masing-,masing saudara, para kardinal yang terhormat dari Gereja Roma yang kudus, serta para prior dan para pelayan umum dari ordo-ordo religius, di samping banyak profesor serta master yang lain yang ahli dalam teologi kudus dan di dalam hukum sipil serta hukum kanonik. Kami telah menemukan bahwa kesalahan-kesalahan atau tesis-tesis ini tidaklah Katolik, seperti yang telah disebutkan di atas, dan maka dari itu tidak boleh diajarkan; sebaliknya, bertentangan dengan doktrin dan tradisi Gereja Katolik, dan bertentangan dengan interpretasi sejati Kitab Suci yang diterima dari Gereja. Agustinus menjunjung bahwa otoritasnya [Gereja] harus diterima dengan sedemikian penuhnya sehingga ia berkata bahwa ia tidak akan telah memercayai Injil tanpa jaminan dari otoritas Gereja Katolik. Sebab, menurut kesalahan-kesalahan ini, atau satu pun atau beberapa dari kesalahan-kesalahan ini, akibatnya yang jelas adalah bahwa Gereja yang dipandu oleh Roh Kudus berada dalam kesalahan dan telah selalu melakukan kesalahan. Hal ini bertentangan dengan apa yang dijanjikan oleh Kristus pada saat Kenaikan-Nya kepada para murid-Nya (seperti yang tertulis di dalam Injil kudus Matius): ‘Aku akan menyertai kalian sampai akhir dunia’; hal tersebut bertentangan dengan ketetapan-ketetapan dari para Bapa suci, atau ketentuan-ketentuan yang eksplisit serta kanon-kanon dari konsili-konsili dan para Paus yang tertinggi. Kegagalan untuk patuh kepada kanon-kanon ini, menurut kesaksian Siprianus, akan menjadi pemicu dan penyebab segala bidah dan skisma.

Dengan nasihat dan persetujuan dari saudara-saudara yang terhormat ini, dengan musyawarah yang matang tentang tiap-tiap dan masing-masing dari dari tesis-tesis di atas, dan dengan otoritas dari Allah Yang Mahakuasa, Rasul-Rasul yang terberkati Petrus dan Paulus, dan dengan otoritas Kami sendiri, Kami mengutuk, mencela, dan menolak sepenuhnya tiap-tiap dan masing-masing dari tesis-tesis atau kesalahan-kesalahan ini sebagai hal yang bidah, menimbulkan skandal, sesat, menghina bagi telinga orang saleh, atau menyesatkan bagi pikiran orang sederhana, dan bertentangan dengan kebenaran Katolik. Dengan membuat daftar dari kesalahan-kesalahan ini, Kami mendekretkan dan mendeklarasikan bahwa semua umat beriman dari kedua jenis kelamin harus memandang kesalahan-kesalahan tersebut sebagai dikutuk, dicela, dan ditolak… Kami mengikat semua orang atas nama ketaatan yang suci dan di bawah pinalti ekskomunikasi mayor otomatis…

Di samping itu, karena kesalahan-kesalahan di atas serta banyak kesalahan lain termuat di dalam buku-buku atau tulisan-tulisan Martin Luther, Kami demikian pula mengutuk, mencela, dan menolak sepenuhnya buku-buku serta semua tulisan-tulisan serta khotbah-khotbah dari Martin yang disebutkan itu, baik dalam bahasa Latin maupun dalam bahasa lain, yang memuat kesalahan-kesalahan tersebut atau salah satu pun dari kesalahan-kesalahan tersebut; dan Kami menghendaki agar buku-buku, tulisan-tulisan, atau khotbah-khotbah tersebut dipandang sepenuhnya sebagai dikutuk, dicela, dan ditolak. Kami melarang tiap-tiap dan masing-masing umat beriman dari kedua kenis kelamin, atas nama ketaatan suci dan di bawah pinalti-pinalti di atas yang akan didapatkan secara otomatis, untuk membaca, menyatakan, mengkhotbahkan, memuji, mencetak, menerbitkan, ataupun membela buku-buku, tulisan-tulisan, atau khotbah-khotbah tersebut. Mereka akan mendapatkan pinalti-pinalti ini jika mereka berani membenarkan buku-buku, tulisan-tulisan, atau khotbah-khotbah tersebut dengan suatu cara apa pun, secara pribadi atau melalui orang lain atau orang-orang lain, secara langsung maupun tidak langsung, secara tersirat maupun terang-terangan, secara publik maupun tersembunyi, baik di dalam rumah-rumah mereka sendiri atau di tempat-tempat publik atau pribadi lainnya. Memang, segera setelah diterbitkannya surat ini, karya-karya ini, di mana pun karya-karya ini berada, akan dicari dengan berhati-hati oleh para ordinaris dan lainnya [kaum gerejawi dan reguler], dan, di bawah tiap-tiap serta masing-masing dari pinalti-pinalti di atas, akan dibakar secara publik dan khidmat di hadapan para imam dan orang-orang.

Sehubungan dengan Martin sendiri, Ya Allah yang baik, apakah yang telah Kami abaikan atau yang tidak Kami perbuat? Kasih kebapaan macam apa yang telah kami abaikan agar Kami dapat memanggilnya kembali dari kesalahan-kesalahan tersebut? Sebab setelah Kami telah memanggilnya, karena Kami ingin memperlakukannya dengan lebih baik, Kami mendorongnya lewat berbagai konferensi dengan duta besar Kami dan lewat surat-surat pribadi Kami kepadanya untuk datang tanpa rasa takut atau kekhawatiran apa pun, yang akan dienyahkan oleh kasih yang sempurna, dan untuk tidak berbicara secara rahasia, melainkan secara terbuka dan dengan tatap muka sesuai dengan teladan dari Juru Selamat kita dan Rasul Paulus. Jika ia telah melakukan hal ini, Kami yakin bahwa ia akan telah mengalami perubahan hati, dan akan telah mengakui kesalahan-kesalahannya. Ia tidak akan telah menemukan segala kesalahan ini di dalam Kuria Roma yang diserangnya dengan begitu ganas, dengan mengatribusikan kepada Kuria Roma lebih daripada yang sepantasnya, akibat kabar angin dari orang-orang fasik. Kami akan telah menerangkan kepadanya, dengan lebih jelas daripada cahaya siang hari, bahwa para Paus Roma, para Pendahulu Kami, yang diserangnya dengan penuh penghinaan yang melampaui segala batas kesantunan, tidak pernah melakukan kesalahan dalam kanon-kanon mereka ataupun konstitusi-konstitusi mereka yang ia coba serang. Sebab, menurut sang rasul, tiada kekurangan minyak kesembuhan ataupun dokter di Gilead.

Tetapi ia telah selalu menolak untuk mendengarkan, dan karena ia memandang hina panggilan yang terdahulu dan tiap-tiap dan masing-masing dari tawaran-tawaran di atas, ia pun memandang rendah dan tidak datang. Sampai pada hari ini, ia telah menjadi keras kepala. Dengan roh yang mengeras, ia telah berlanjut di bawah kecaman selama lebih dari satu tahun. Hal yang lebih buruk, yang menambahkan kejahatan kepada kejahatan, dan saat ia mendapat kabar tentang panggilan itu, ia seketika meledak dan di dalam kegegabahan, memohon banding kepada suatu konsili di masa depan. Hal ini tentunya bertentangan dengan konstitusi Pius II dan Yulius II, para Pendahulu Kami, bahwa semua orang yang memohon banding dengan demikian harus dihukum dengan pinalti-pinalti bagi para bidah. Sia-sia ia memohon pertolongan konsili, sebab ia secara terbuka mengakui bahwa ia tidak percaya akan konsili.

Maka, Kami dapat, tanpa panggilan ataupun penundaan lebih lanjut, menindakinya dengan pengecaman dan pengutukan terhadapnya sebagai seseorang yang imannya dicurigakan dan yang keburukannya dikenal secara terang-terangan dan yang kenyataannya adalah seorang bidah sejati, dengan keketatan yang penuh atas tiap-tiap dan masing-masing dari pinalti-pinalti serta kecaman-kecaman di atas. Tetapi, dengan nasihat dari saudara-saudara Kami, dengan meneladani kerahiman Allah yang Mahakuasa yang tidak menghendaki kematian seorang pendosa, sebaliknya, agar ia berkonversi dan hidup, dan melupakan segala penghinaan yang dijatuhkan kepada Kami dan kepada Takhta Apostolik, Kami telah memutuskan untuk menggunakan segala belas kasih sejauh mana Kami sanggup. Kami berharap, sejauh mana Kami dapat, agar ia akan mengalami perubahan hati dengan mengambil jalan kelembutan yang telah Kami usulkan, kembali dan berpaling dari kesalahan-kesalahannya. Kami akan menyambutnya dengan baik sebagai anak bungsu yang hidup berfoya-foya yang kembali kepada pelukan Gereja.

Maka, hendaknya Martin sendiri dan semua orang yang mengikutinya, dan semua orang yang melindungi dan mendukungnya, oleh hati Allah kita yang rahim dan oleh pemercikan darah Tuhan kita Yesus Kristus, yang olehnya dan yang lewatnya Penebusan umat manusia dan pembinaan bunda Gereja yang kudus telah tercapai, mengetahui bahwa dari hati Kami, Kami menasihatinya dan memohonnya agar ia berhenti mengganggu perdamaian, kesatuan, dan kebenaran Gereja yang deminya sang Juru Selamat telah berdoa dengan amat sungguh kepada Bapa. Hendaknya ia  berhenti melakukan kesalahan-kesalahannya agar ia dapat kembali kepada Kami. Jika mereka sungguh-sungguh akan taat, dan menjamin kepada Kami oleh dokumen-dokumen legal bahwa mereka telah taat, mereka akan menemukan di dalam diri Kami kasih sayang seorang Bapa, pencurahan mata air dari kasih yang kebapaan, dan pencurahan mata air kerahiman dan belas kasih.

Bagaimanapun, Kami memerintahkan kepada Martin, agar sementara itu, ia berhenti untuk melakukan khotbah apa pun ataupun dari jabatan pengkhotbah.”

Catatan kaki:

Dokumen ini diterjemahkan dari :

  • Sumber utama: versi berbahasa Inggris dari documentacatholicaomnia.eu
  • Sumber pendamping: versi berbahasa Prancis dari Denzinger 1451-1492.